Setiap tahunnya Indonesia mengirimkan tenaga kerja ke Uni Emirat Arab sebagai bentuk kerja sama antar dua negara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Panjaitan menyatakan bahwa UEA membuka lowongan pekerjaan baru dan membutuhkan sekitar 1000 tenaga kerja pada tahun 2020.
Lapangan pekerjaan tersebut membutuhkan tenaga non skill dan hingga kini masih menjadi bahan pertimbangan. Hal tersebut bertolak belakang dengan keinginan pemerintah yang menginginkan untuk SDM ber-skill.
Seperti dilansir dari Merdeka.com bila sebagai bahan pertimbangan, UEA memberikan pelatihan terlebih dahulu, sehingga nanti mereka memiliki bekal maksimal. Ini juga membantu calon tenaga kerja agar lebih siap ditempatkan di berbagai bidang nantinya.
Husin Bugis, Duta Besar Indonesia untuk UEA mengatakan bahwa proyek invetasi yang ditawarkan kepada pemerintah Indonesia tidaklah main-main, yakni senilai USD 18,8 miliar. Sementara ini jumlah yang diinvestasikan masih USD 3,8 miliar.
Adapun perincian dari jumlah tersebut yakni, proyek pelabuhan dengan PT Maspion senilai USD 1,2 miliar, Adnoc untuk proyek kilangan di Balongan, Mubadalah untuk kilang di Balikpapan, Masdar dan PLN untuk proyek di Cirata. Ada pula peningkatan kapasitas dan teknologi di Sumatera Utara yang dikerjakan dengan Inalum dan satu proyek di Kalimantan Utara.
Apakah Anda tertarik dengan tawaran ini?