Harga minyak sempat turun pada tahun 2014-2015. Hal ini menjadikan Arab Saudi tidak bisa lagi bergantung pada sumber daya tersebut. Oleh sebab itu pemerintah memperluas kinerja dalam berbagai sektor.
Untuk mengembangkan roda perekonomian, Saudi juga menggerakkan berbagai sektor. Hal ini menjadikan negara menguasai pasar global. Hingga kini beberapa proyek dikerjakan untuk mendukung program tersebut, tentu saja juga menyerap tenaga kerja lebih banyak dan terbuka bagi asing.
King Abdullah Economic City terletak kurang dari 30 mil di selatan kota kuno Rabigh. Lokasinya yang berada di sepanjang Laut Merah mencakup pembangunan lebih dari 170 kilometer persegi. Proyek ini menampilkan kawasan resort dan perumahan, sehingga menjadikannya sebagai zona keuangan, pendidikan industri dan pelabuhan kelas dunia.
Proyek KAEC senilai USD 27 miliar yang didukung oleh populasi 2 juta orang dan memproyeksikan 1 juta lapangan kerja. Sebagai bagian dari Visi 2030, proyek bertujuan meningkatkan pangsa ekspor non-minyak, seperti industri ringan, layanan, pelabuhan, dan logistik.
Berfokus pada agribisnis dan industri berat, mega city ini sudah menyelesaikan 100 juta meter konstruksinya. Terletak di Pantai Laut Merah, wilayah tersebut memulai proyek dengan nilai investasi USD 27 miliar dan mendukung populasi 250.000.
Kota ini akan mendukung industri padat karya dan energi serta berfungsi sebagai pusat vital bisnis. Beberapa sektor yang berkembang yakni industri, pelabuhan laut, pusat distribusi pertanian, bisnis, budaya, perikanan, kesehatan dan pendidikan.
Kota Ekonomi Pangeran Abdulaziz bin Moused di Hael memperluas wilayahnya menjadi 156 juta meter persegi. Dengan nilai investasi USD 8 miliar, populasi mencapai 80.000 dengan 55.000 lowongan pekerjaan baru di berbagai bidang, utamanya logistik untuk menghubungkan tiga benua.
Proyek pembangunan ini berfokus pada agribisnis, logistik, mineral dan konstruksi untuk mendeversifikasi ekonomi negara. Dengan ini, Hael akan menjadi wilayah menjanjikan bagi pekerja asing.
Arab Saudi baru saja mengumumkan rencana pembangunan kota terbsar di dekat Laut Merah dan Teluk Aqaba. Dengan bilai investasi USD 500 miliar, Kota Neom berharap dapat terhubung dengan Yordania dan Mesir.
Namanya sendiri berarti Masa Depan Baru, sehingga tujuan utamanya mempersiapkan diri untuk ekonomi pasca minyak. Wilayah ini akan menjadi tuan rumah di berbagai industri, termasuk bioteknologi, layanan digital, manufaktur, hiburan, air dan makanan.
Dengan adanya proyek tersebut, Arab Saudi berharap dapat mewujudkan Visi 2030 yang nantinya dapat meningkatkan reformasi sosial, partisipasi perempuan dalam tenaga kerja dan ekonomi.