Seperti diketahui, IQ merupakan kecerdasan pertama yang ditemukan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Namun itu saja belum cukup, sehingga muncullah EQ atau Emotional Quotient. Kecerdasan ini mencakup pemikiran lebih kompleks, meliputi emosional dan sosial yang berguna untuk hubungan antar individu serta masyarakat.
Tetapi sepertinya, ada lagi yang perlu dipelajari untuk menghargai dan memahami orang dari budaya dan latar belakang berbeda guna menjadi individu lebih terbuka serta siap menerima perubahan. Ialah CQ atau Cultural Quotient. Era globalisasi membuat dunia perusahaan lebih terhubung, kompleks dan kompetitif.
Sangat penting bagi organisasi dan individu memahami dan mengelola dampak dari perbedaan budaya. Untuk organisasi, CQ adalah hubungan antar tenaga kerja dan pelanggan yang beragam. Sementara bagi individu, ini merupakan keunggulan kompetitif ketika mencari peluang baru. Sembilan puluh persen eksekutif mencari orang yang memiliki kecerdasan budaya.
Penelitian tentang kecerdasan budaya menunjukkan banyak manfaat yang menjanjikan bagi individu maupun kelompok. CQ individu dapat memprediksi kinerja ketika bekerja dalam situasi beragam. Sedangkan bagi kelompok bisa digunakan untuk menaksir hasil ketika bekerja melintasi batas budaya dan meingkatkan keberhasilan mereka dalam menyelesaikan misi di dunia global serta multikultural.
Tiap-tiap makhluk sosial memiliki pendekatan individual terhadap kehidupan, pekerjaan dan hubungan. Dalam setiap relasi, penting mengelola perbedaan dan memahami sudut pandang pihak lain. Hubungan lebih kompleks dalam organisasi global, dimana tim bekerja lintas budaya.
Tidak mudah menciptakan CQ. Namun, jika Anda benar-benar mempelajari dan menerima saran tentang cara mengelola perbedaan, bukankah akan membuat hidup jauh lebih mudah?